Mungkin setiap orang akan bertanya kenapa hari Ibu mesti jatuh pada tanggal 22 Desember?. Apa yang diperingati pada tanggal 22 Desember itu?. Kenapa hari Ibu tidak jatuh pada tanggal 21 April, hari lahir Ibu Kartini. Background Histories melandasi peringatan hari Ibu tersebut dengan berkumpulnya para pejuang wanita untuk mengadakan Kongres Perempuan I pada tanggal 22-25 Desember 1928 di kota Yogyakarta. Kongres Perempuan saat ini lebih dikenal dengan Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Namun, organisasi perkumpulan wanita ini sendiri sudah terbentuk sebelumnya sejak tahun 1912 dengan diilhami perjuangan tokoh-tokoh wanita.
Dalam memperingati hari Ibu saat ini, kita mesti mereflikasikannya dalam kehidupan keseharian. Jangan hanya sekedar serimonial semata. Saat ini perempuan mesti mampu memperlihatkan kemampuannya di tengah-tengah masyarakat untuk mengabdikan diri kepada bangsa. Demikian ungkap anggota DPD-RI Periode 2009-2014 Emma Yohanna kepada Padang-Today.Com saat dihubungi via handphone beberapa saat yang lalu. "Sudah saatnya kita bisa untuk mendapatkan hak-hak ikut serta memainkan peran mengabdi kepada masyarakat," ungkap tokoh wanita yang selalu aktif di berbagai kegiatan sosial. Mantan alumni Diniyyah Puteri Padang Panjang, Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol Padang dan STBA Prayoga Padang ini, sejak menjadi mahasiswa, sangat "gandrung" kegiatan-kegiatan sosial dan organisasi perempuan.
Dikatakan Ketua Yayasan Pendidikan Citra Al-Madina Padang ini, masalah kekerasan dalam keluarga yang selalu terjadi mesti kita dijadikan sebagai acuan untuk merubah ke arah lebih baik lagi. Jangan ada lagi diskriminasi dan kekerasan terhadap kaum ibu. Oleh sebab itu, pergunakanlah hak dan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. Saat ini kita mesti memperlihatkan kemampuan diri kita. "Sebagai seorang ibu dan meskipun kita sebagai kaum perempuan yang ikut serta dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, kita mesti tahu kapan saat tugas di rumah dan kapan saat beraktifitas sosial di tengah-tengah masyarakat. Terakhir, kita mesti tahu kapan saat berkomunikasi bersama keluarga," tutup seorang Ibu yang pernah berproses sebagai Ketua Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Sumatera Barat, Wakil Ketua Forum Anak Usia Dini Sumbar, Wakil Ketua Puskowan Sumbar, Wakil Ketua Ikatan Wanita Keluarga Agam Padang, Wakil Ketua Ikatan Keluarga Pasaman Barat, Wakil Bendahara ICMI Sumbar, Bendahara Iluni IAIN Imam Bonjol Padang, Presidium KAHMI Sumbar, Wakil Ketua HWK Sumbar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar